Kabit Savaiye Bhai Gurdas Ji

Halaman - 329


ਜੈਸੇ ਜਲ ਅੰਤਰਿ ਜੁਗੰਤਰ ਬਸੈ ਪਾਖਾਨ ਭਿਦੈ ਨ ਰਿਦੈ ਕਠੋਰ ਬੂਡੈ ਬਜ੍ਰ ਭਾਰ ਕੈ ।
jaise jal antar jugantar basai paakhaan bhidai na ridai katthor booddai bajr bhaar kai |

Bagaikan batu yang lama-lama terendam air, namun tak melunak karena keras hatinya. Karena kepadatan dan massa padatnya, ia tenggelam;

ਅਠਸਠਿ ਤੀਰਥ ਮਜਨ ਕਰੈ ਤੋਬਰੀ ਤਉ ਮਿਟਤ ਨ ਕਰਵਾਈ ਭੋਏ ਵਾਰ ਪਾਰ ਕੈ ।
atthasatth teerath majan karai tobaree tau mittat na karavaaee bhoe vaar paar kai |

Seperti halnya colocynth (Tumma) yang tidak hilang kepahitannya meski dicuci baik dari dalam maupun luar di enam puluh delapan tempat ziarah.

ਅਹਿਨਿਸਿ ਅਹਿ ਲਪਟਾਨੋ ਰਹੈ ਚੰਦਨਹਿ ਤਜਤ ਨ ਬਿਖੁ ਤਊ ਹਉਮੈ ਅਹੰਕਾਰ ਕੈ ।
ahinis eh lapattaano rahai chandaneh tajat na bikh taoo haumai ahankaar kai |

Bagaikan seekor ular yang sepanjang hidupnya terjerat pada batang pohon Cendana, namun karena keangkuhan umurnya yang panjang, ia tidak mengeluarkan racunnya;

ਕਪਟ ਸਨੇਹ ਦੇਹ ਨਿਹਫਲ ਜਗਤ ਮੈ ਸੰਤਨ ਕੋ ਹੈ ਦੋਖੀ ਦੁਬਿਧਾ ਬਿਕਾਰ ਕੈ ।੩੨੯।
kapatt saneh deh nihafal jagat mai santan ko hai dokhee dubidhaa bikaar kai |329|

Demikian pula, orang yang rendah hati dan palsu hatinya, mempunyai cinta yang penuh tipu muslihat dan curiga. Hidupnya di dunia tidak berguna dan sia-sia. Dia adalah seorang pemfitnah terhadap orang-orang suci dan berorientasi pada Guru dan terperangkap dalam jaring keburukan dan dosa karena 'milikku' dan