Suasana cinta kasih yang tercipta saat seorang kekasih hendak bertemu dengan kekasihnya paling bisa diketahui oleh seekor ngengat. Rasa sakit karena perpisahan paling tepat digambarkan oleh seekor ikan yang telah terpisah dari perairan kesayangannya.
Seekor ngengat membakar dirinya sendiri karena cintanya pada nyala api yang terus ia amati dan mainkan. Demikian pula seekor ikan yang terpisah dari air tidak mempunyai arti kehidupan. Dia meninggal saat keluar dari situ.
Makhluk hidup ini yaitu ngengat dan ikan menyerahkan nyawanya demi cinta pada kekasihnya. Sebaliknya pikiran orang jahat bagaikan lebah hitam yang melompat dari satu bunga ke bunga lainnya. Ia terpisah dari kaki suci Guru Sejati, bahkan setelah bertemu dengan-Nya
Seorang pengikut hatinya sendiri berpaling dari perlindungan Sang Guru, yang tidak merasakan pedihnya keterpisahan dan cinta dari kaki suci sang. Guru Sejati, telah menyia-nyiakan kelahiran dan kematiannya sehingga menjalani kehidupan yang tidak berharga. (300)