Kabit Savaiye Bhai Gurdas Ji

Halaman - 575


ਪਾਇ ਲਾਗ ਲਾਗ ਦੂਤੀ ਬੇਨਤੀ ਕਰਤ ਹਤੀ ਮਾਨ ਮਤੀ ਹੋਇ ਕਾਹੈ ਮੁਖ ਨ ਲਗਾਵਤੀ ।
paae laag laag dootee benatee karat hatee maan matee hoe kaahai mukh na lagaavatee |

Ketika pembantu rumah tangga yang membawakan pesan dari suami tercintaku biasa bersujud dan berdoa, aku dalam kesombonganku bahkan tidak mau memandang atau bahkan berbicara dengannya.

ਸਜਨੀ ਸਕਲ ਕਹਿ ਮਧੁਰ ਬਚਨ ਨਿਤ ਸੀਖ ਦੇਤਿ ਹੁਤੀ ਪ੍ਰਤਿ ਉਤਰ ਨਸਾਵਤੀ ।
sajanee sakal keh madhur bachan nit seekh det hutee prat utar nasaavatee |

Dulu teman-temanku menasihatiku dengan kata-kata manis, tapi aku malah membalasnya dengan angkuh dan mengusirnya.

ਆਪਨ ਮਨਾਇ ਪ੍ਰਿਆ ਟੇਰਤ ਹੈ ਪ੍ਰਿਆ ਪ੍ਰਿਆ ਸੁਨ ਸੁਨ ਮੋਨ ਗਹਿ ਨਾਯਕ ਕਹਾਵਤੀ ।
aapan manaae priaa tterat hai priaa priaa sun sun mon geh naayak kahaavatee |

Kemudian, ketika Tuhan yang terkasih sendiri biasa datang dan memanggilku-O sayang! 0 sayang! Dulu aku diam hanya karena merasa penting.

ਬਿਰਹ ਬਿਛੋਹ ਲਗ ਪੂਛਤ ਨ ਬਾਤ ਕੋਊ ਬ੍ਰਿਥਾ ਨ ਸੁਨਤ ਠਾਢੀ ਦ੍ਵਾਰਿ ਬਿਲਲਾਵਤੀ ।੫੭੫।
birah bichhoh lag poochhat na baat koaoo brithaa na sunat tthaadtee dvaar bilalaavatee |575|

Dan sekarang, saat aku merasakan kepedihan karena berpisah dengan suamiku, tak seorang pun datang bertanya kepadaku di negara bagian mana aku hidup. Berdiri di depan pintu rumah kekasihku, aku menangis dan meratap. (575)