Bagaikan seekor ayam hutan berkaki merah (chakvi) yang merasa senang melihat bayangannya dan menganggapnya sebagai kekasihnya, sedangkan seekor singa melompat ke dalam sumur ketika ia melihat bayangannya di dalam air dan menganggapnya sebagai saingannya;
Seperti seseorang yang merasa gembira melihat bayangannya di rumah bercermin sementara seekor anjing menggonggong terus-menerus menganggap semua bayangan itu sebagai anjing lain;
Sebagaimana putra Matahari menjadi sasaran ketakutan orang-orang zalim dalam wujud malaikat maut, namun mencintai orang-orang shaleh dengan menampakkan dirinya sebagai raja kebenaran;
Begitu pula para penipu dan penipu tidak mengenali diri mereka sendiri karena kebijaksanaan dasar mereka. Sebaliknya, orang-orang saleh memperoleh kebijaksanaan Guru Sejati dan mengenali jati diri mereka yang sebenarnya. (160)