Putra tukang cukur menyamarkannya
Putra tukang cukur itu menyamar dan memberinya bungkusan yang membuatnya bisa berjalan.
Pikirannya sangat bahagia.
Dia merasa sangat bahagia tetapi putra Syah tidak dapat memahami rahasianya.(7)
Dohira
Berjalan dan berjalan mereka sampai di desa mertuanya.
Namun dia tidak turun dan tidak membiarkannya (putra Syah) naik.(8)
Putra Syah bersikeras tetapi dia tidak membiarkannya menunggangi kudanya.
(Orang-orang) datang dan bertemu dengan asumsi anak tukang cukur adalah anak Syah.(9)
chaupae
Putra tukang cukur dari Shah
Mereka mengakui anak Syah sebagai anak tukang cukur dan anak tukang cukur sebagai anak Syah.
Dia (putra Shah) sangat malu di hatinya
Dia sangat malu tetapi dia tidak bisa mengatakan hal yang bertentangan.(10)
Dohira
Putra Syah diterima sebagai putra tukang cukur,
Dan putra Syah disuruh pergi dan duduk di luar, di ambang pintu.(11)
chaupae
Kemudian anak tukang cukur berkata demikian,
Putra Syah bertanya, 'Tolong bantu saya.
Berikan banyak kambing untuk digembalakan.
'Beri dia beberapa ekor kambing. Dia akan membawa mereka keluar untuk digembalakan dan akan kembali pada sore hari.'(12)
Dohira
Demikianlah putra Syah berkeliaran di hutan,
Dan menjadi semakin lemah karena rasa malu. (13)
chaupae
Saat dia melihat sangat lemah
Ketika dia melihat dia menjadi sangat minggu, anak tukang cukur itu bertanya,
Sekarang berikan tempat tidurnya
'Beri dia tempat tidur, dan setiap orang harus melakukan apa yang saya katakan.'(14)
Dohira
Putra Syah yang terbaring di tempat tidur sangat menderita.
Dan setiap hari pergi ke hutan sambil menangis dan memukul dirinya sendiri.(15)
Suatu ketika (dewa) Siwa dan (permaisurinya) Parvatti sedang lewat di sana.
Melihatnya kesakitan, mereka merasa kasihan padanya.(16)
chaupae
Karena penuh belas kasihan (mereka) berkata demikian,
Karena berbelas kasih mereka berkata, 'Dengar, kamu, putra Syah yang kesusahan,
Siapa yang akan kamu katakan dengan mulutmu 'kamu mencubit',
'Kambing mana pun yang kamu suruh tersangkut, dialah yang akan tertidur.(17)
Dohira
'Dan kapan pun kamu berkata, bangunlah,
Kambing itu akan bangkit dan tidak mati.'(8)
chaupae
Ketika dia (Siwa) berkata dari mulutnya, 'Kamu cubit aku'
Sekarang kapanpun dia bilang, terjebak, dia (kambing) akan berbaring.
Ketika kata-kata Shiva menjadi kenyataan,
Ketika kata-kata Shiva menjadi kenyataan, dia memutuskan untuk memainkan trik ini.(19)