Ketika temannya datang ke rumahnya bersama ratu
Jadi kekayaan dibagikan kepada para Brahmana dengan berbagai cara.
Jika kita mendapatkan wanita seperti itu dengan tipu daya
Maka biarlah tangannya dijual tanpa usaha apapun. 16.
Tidak ada yang bisa dipahami tentang kelicikan (charitra) wanita pintar.
Bagaimana menjelaskan apa yang tidak dapat dipahami.
Jika ada kelemahan yang ditemukan pada karakter mereka
Jadi pahamilah dan diamlah, jangan beritahu siapapun. 17.
Berikut kesimpulan dari Mantri Bhup Samvad Tria Charitra Sri Charitropakhyan bab 144, semuanya membawa keberuntungan. 144.2920. berlanjut
ganda:
Di kota Sipaha ada seorang wanita bernama Bhagwati.
Ada banyak kuda di rumah suaminya. 1.
dua puluh empat:
Salah satu kuda betinanya pergi ke tepi sungai.
Dia menjadi terikat pada kuda nil.
Seekor anak kuda lahir darinya,
Seolah-olah kuda Indra telah berinkarnasi. 2.
Dia memiliki kulit putih yang indah (seperti 'Skr'-Indra).
Melihat yang bahkan bulan pun dulunya merasa malu.
Saat dia berjalan (sepertinya)
Seolah-olah ada listrik di alternatifnya. 3.
(Dia) pergi menemui wanita itu untuk mengambilnya dan menjualnya.
Datang ke kota raja.
(Dia) menyamar sebagai laki-laki,
Itu seperti terbitnya jutaan matahari. 4.
Ketika Syah mengadakan Diwan (dewan).
Wanita itu membawa kudanya dan menunjukkannya kepadanya.
Raja senang melihatnya.
Saya berpikir untuk membelikannya harga. 5.
Pertama (raja) memerintahkan kudanya untuk bergerak.
Kemudian dia mengutus para pelayannya dan membayar harganya.
Dia bernilai sepuluh lakh taka
Para broker menyepakati (begitu banyak) harga. 6.
bersikeras:
Kemudian wanita itu tertawa dan berkata seperti ini, wahai Syah!
Dengarkan aku.
Beri saya lima ribu prangko di sini.
Kemudian ambil kudanya dan ikat di kandangmu.7.
Shah memesan lima ribu Ashrafi
Dan di tangannya dia menaiki kuda itu dan memegangnya.
(Kemudian dia) berkata, Saya datang lagi setelah mengantarkan segel (pulang).
Dan setelah ini aku ikat kudanya di kandangmu. 8.
Setelah mengatakan ini kepada mereka, wanita itu mengusir kudanya.
Raja marah dan menyuruh para penunggang kuda itu pergi.
Setelah berjalan satu setengah ratus bukit, mereka semua merasa lelah.
Wanita itu tidak datang, mereka ditinggalkan dengan kepala tertunduk. 9.
Wanita itu datang ke sana setelah mengantarkan prangko ke rumah
Dimana Syah sedang duduk di pelataran yang indah.