Di suatu tempat dengan sula, sehthi dan sua di tangan
Prajurit pemberani mengobarkan perang yang mengerikan dalam kemarahan. 50.
Khanda dan pedang dipegang dan jerat (jerat) dibuat untuk ini
Seolah-olah naar raja itu seperti pusaran (kundaldar).
(Mereka) berkeliaran membunuh seperti gajah mabuk ('kari').
Dan orang yang lehernya mereka lempar, mereka seret dan bunuh dia. 51.
chaupae
Saat semua prajurit bertarung seperti ini
Bertarung, dan berjuang keras, ketika mereka terjatuh dalam pertarungan,
Kemudian Bikram tertawa dan berkata,
Bikrim maju dan berkata sambil tersenyum, 'Kam Dev, sekarang dengarkan aku, (52)
Dohira
'Oh, bodoh, serahkan pelacur ini kepada Brahmana itu.
'Mengapa demi seorang pelacur, bunuhlah pasukanmu.'(53)
chaupae
Kamsen tidak terima dengan ucapannya.
Kam Sen tidak mengindahkan dan Bikrim berkata,
Bahwa kami dan Anda berdua harus berjuang dengan pengkhianatan,
'Entah menang atau kalah, marilah kita bertarung.(54)
Mari kita berjuang sendiri
'Mari kita selesaikan pertengkaran kita sendiri, buat apa memutar kepala orang lain. 'Untuk
(Kami) diri kami sendiri yang memutarbalikkan dengan duduk,
Demi kepentingan kita sendiri, kita tidak boleh membuat orang lain kehilangan nyawanya.'(55)
Dohira
Mendengar ini, Kam Sen menjadi marah,
Sambil berlari kencang, dia menantang Bikrim.(56)
Kam Sen Memanggil Prajurit seperti ini,
'Aku akan menganggapmu sebagai Raja Bikrim, jika kamu bisa melukaiku dengan pedang.'(57)
(oleh Raja Kamsain) setelah menahan pukulan Saihthi di perut dan menjadi sangat marah di dalam pikiran
Kamsain terluka dengan pisau. 58.
Tlien mereka saling memukul dengan kekuatan,
Dan sambil mengacungkan pedangnya, dia membunuh sang Raja.(59)
chaupae
Setelah memenangkannya (Bikram) memanggil seluruh pasukan.
Setelah kemenangan, dia mengumpulkan pasukannya dan bertukar ucapan selamat.
Para dewa senang dan memberikan anugerah ini
Para dewa melimpahkan berkah mereka dan luka-luka Bikrim pun berkurang.(60)
Dohira
Menyamar sebagai pendeta Brahmana, dia pergi ke sana,
Dimana Kama sedang berguling mengenang Madhwan.
chaupae
Saat dia hendak pergi, dia mengucapkan kata-kata ini
Raja (Bikrim) memberitahunya bahwa Madhwan telah tewas dalam perang.
Kemudian mendengar kata-kata (ini) (Kamakandala) mati.
Mendengar kabar tersebut ia segera menghembuskan nafas terakhirnya dan kemudian Raja pergi untuk menyampaikan kabar tersebut kepada Brahmana.(62)
Ketika (Madhwanal) mendengar berita ini dengan telinganya
Ketika dia (Brahmana) mendengar berita ini melalui telinganya sendiri, dia langsung meninggal.
Ketika raja melihat tragedi ini