Dia mendedikasikan pikiran dan tubuhnya kepada Guru Sejati, dan mencari Tempat Suci-Nya.
Kehebatannya yang terbesar adalah Naam, Nama Tuhan, ada di dalam hatinya.
Tuhan Yang Terkasih, Tuhan, adalah teman tetapnya. ||1||
Hanya dialah hamba Tuhan, yang tetap mati padahal masih hidup.
Dia memandang kesenangan dan kesakitan dengan cara yang sama; atas karunia Guru, dia diselamatkan melalui Sabda Shabad. ||1||Jeda||
Dia melakukan perbuatannya sesuai dengan Perintah Utama Tuhan.
Tanpa Shabad, tidak ada yang disetujui.
Menyanyikan Kirtan Pujian Tuhan, Naam tinggal di dalam pikiran.
Dia sendiri yang memberikan pemberian-Nya, tanpa ragu-ragu. ||2||
Manmukh yang egois mengembara di seluruh dunia dalam keraguan.
Tanpa modal apa pun, dia melakukan transaksi palsu.
Tanpa modal apa pun, ia tidak memperoleh barang dagangan apa pun.
Manmukh yang salah menyia-nyiakan hidupnya. ||3||
Orang yang mengabdi pada Guru Sejati adalah hamba Tuhan.
Status sosialnya ditinggikan, dan reputasinya ditinggikan.
Menaiki Tangga Guru, dia menjadi yang paling agung dari semuanya.
Wahai Nanak, melalui Naam, Nama Tuhan, diperoleh keagungan. ||4||7||46||
Aasaa, Mehl Ketiga:
Manmukh yang mementingkan diri sendiri mempraktekkan kepalsuan, hanya kepalsuan.
Dia tidak pernah mencapai Rumah Kehadiran Tuhan.
Terikat pada dualitas, ia mengembara, tertipu oleh keraguan.
Terjerat dalam keterikatan duniawi, ia datang dan pergi. ||1||
Lihatlah, dekorasi pengantin wanita yang dibuang!
Kesadarannya melekat pada anak-anak, pasangan, kekayaan, dan Maya, kepalsuan, keterikatan emosional, kemunafikan dan korupsi. ||1||Jeda||
Dia yang berkenan kepada Tuhan selamanya adalah mempelai wanita yang berjiwa bahagia.
Dia menjadikan Kata Shabad Guru sebagai hiasannya.
Tempat tidurnya sangat nyaman; dia menikmati Tuhannya, siang dan malam.
Bertemu dengan Kekasihnya, ia memperoleh kedamaian abadi. ||2||
Dia adalah pengantin jiwa sejati dan berbudi luhur, yang mengabadikan cinta kepada Tuhan Sejati.
Dia menjaga agar Suaminya, Tuhan, selalu melekat di hatinya.
Dia melihat Dia dekat, selalu hadir.
Tuhanku ada dimana-mana. ||3||
Status sosial dan kecantikan tidak akan hilang bersamamu di kemudian hari.
Sebagaimana perbuatan yang dilakukan di sini, demikian pula seseorang jadinya.
Melalui Kata Shabad, seseorang menjadi yang tertinggi dari yang tinggi.
Wahai Nanak, dia tenggelam dalam Tuhan Sejati. ||4||8||47||
Aasaa, Mehl Ketiga:
Hamba Tuhan yang rendah hati dipenuhi dengan kasih setia, tanpa susah payah dan spontan.
Karena rasa kagum dan takut pada Guru, dia benar-benar terserap dalam Yang Maha Sejati.
Tanpa Guru Sempurna, cinta kasih bhakti tidak akan diperoleh.
Para manmukh yang mementingkan diri sendiri kehilangan kehormatannya, dan menangis kesakitan. ||1||
Wahai pikiranku, nyanyikan Nama Tuhan, dan renungkan Dia selamanya.
Anda akan selalu berada dalam ekstasi, siang dan malam, dan Anda akan mendapatkan buah dari keinginan Anda. ||1||Jeda||
Melalui Guru Sempurna diperoleh Tuhan Yang Sempurna,
dan Shabad, Nama Sejati, diabadikan dalam pikiran.
Seseorang yang mandi di Kolam Nektar Ambrosial menjadi murni sempurna di dalam dirinya.
Dia disucikan selamanya, dan terserap di dalam Tuhan Sejati. ||2||
Dia melihat Tuhan Allah selalu hadir.
Atas karunia Guru, dia melihat Tuhan meresap dan menyebar ke mana-mana.
Ke mana pun saya pergi, di sana saya melihat-Nya.
Tanpa Guru, tidak ada Pemberi lainnya. ||3||
Guru adalah lautan, harta karun yang sempurna,
permata paling berharga dan rubi yang tak ternilai harganya.
Atas karunia Guru, Sang Pemberi yang Agung memberkati kita;
Wahai Nanak, Tuhan Pengampun mengampuni kami. ||4||9||48||
Aasaa, Mehl Ketiga:
Guru adalah Samudera; Guru Sejati adalah Perwujudan Kebenaran.
Melalui takdir baik yang sempurna, seseorang mengabdi pada Guru.