Guru Kesembilan, Guru Tegh Bahadur Ji. Guru kesembilan, Guru Teg Bahadur Ji, dengan agenda baru adalah kepala para pelindung kebenaran. Dia adalah hiasan takhta terhormat dan bangga dari Tuhan kedua dunia. Terlepas dari kenyataan bahwa dia adalah penguasa kekuatan ilahi, dia masih selalu menyetujui dan tunduk di hadapan kehendak dan perintah Waaheguru dan merupakan instrumen misterius untuk kemuliaan ilahi dan keagungan yang agung. Kepribadiannya sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kemampuan untuk menguji para pengikutnya yang suci dan setia dan menguatkan para pengikutnya yang mengikuti metodologi yang tidak memihak. Para pengelana di jalan agung ilahi dan penghuni dunia berikutnya ada karena kepribadiannya yang sepenuhnya bergantung pada kebenaran dan merupakan rekan dekat dari kekuatan spiritual tertinggi. Dia adalah mahkota para penyembah yang dipilih secara khusus dan mahkota para pendukung penganut Tuhan yang memiliki kebajikan yang jujur. 'Tay' yang diberkati dalam namanya adalah orang yang beriman hidup di bawah kehendak dan perintah-Nya. Kata 'Yay' dalam bahasa Farsi melambangkan keimanan yang utuh; 'Kaaf' ('Gaggaa') Farsi yang diberkati mewakili kepribadiannya yang diberkati Tuhan sebagai perwujudan kerendahan hati dari kepala hingga kakinya; 'Bay' bersama dengan 'Hay' adalah hiasan pesta sosial dan budaya di bidang pendidikan dan pengajaran. 'Alif' yang dihimpun kebenaran adalah hiasan kebenaran; 'Daal' yang terbentuk tanpa batas dalam namanya adalah penguasa yang adil dan adil di kedua dunia. 'Ray' terakhir memahami dan menghargai misteri ilahi dan merupakan landasan yang sah dari kebenaran tertinggi.
Waaheguru adalah Kebenaran
Waaheguru ada di mana-mana
Guru Teg Bahadur adalah gudang moralitas dan kebajikan yang luhur,
Dan, dia berperan penting untuk meningkatkan keriangan, kemegahan, dan pertunjukan pesta-pesta ilahi. (99)
Sinar kebenaran memancarkan kecerahannya dari tubuh suci-Nya,
Dan kedua dunia itu terang benderang karena rahmat dan nikmatnya. (100)
Akaalpurakh memilihnya dari antara elit pilihan-Nya,
Dan, dia menganggap menerima kehendak-Nya sebagai perilaku yang paling mulia. (101)
Status dan pangkatnya jauh lebih tinggi daripada yang diterima,
Dan dengan kemurahan-Nya Dia menjadikan dia dapat disembah di kedua alam. (102)
Tangan semua orang berusaha meraih ujung jubah dermawannya,
Dan, pesan kebenarannya jauh lebih agung daripada pancaran pencerahan ilahi. (103)