Kadang-kadang ia menjadi seorang Brahmchari (siswa yang menjalankan kehidupan selibat), kadang-kadang menunjukkan kesigapannya dan kadang-kadang menjadi seorang pertapa yang membawa tongkat, menipu orang-orang.
Dia menari dengan tunduk pada nafsu, bagaimana dia bisa masuk ke Tempat Tinggal Tuhan tanpa pengetahuan?.12.82.
Jika serigala melolong lima kali, maka musim dingin akan tiba atau akan terjadi kelaparan, tetapi tidak terjadi apa-apa jika gajah terompet dan keledai meringkik berkali-kali. (Demikian pula perbuatan orang yang berilmu akan membuahkan hasil, demikian pula perbuatan orang yang bodoh akan membuahkan hasil
Jika seseorang menjalankan ritual menggergaji di Kashi, tidak akan terjadi apa-apa, karena seorang kepala suku dibunuh dan digergaji beberapa kali dengan kapak.
Jika ada orang bodoh yang diikatkan tali di lehernya, tenggelam di aliran sungai Gangga, maka tidak akan terjadi apa-apa, karena beberapa kali perampok membunuh pengembara dengan memasang tali di lehernya.
Orang-orang bodoh telah tenggelam dalam arus neraka tanpa pertimbangan ilmu, karena bagaimana orang yang tidak beriman dapat memahami konsep-konsep ilmu?.13.83.
Jika Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan melalui ketahanan penderitaan, maka orang yang terluka menanggung beberapa jenis penderitaan di tubuhnya.
Jika Tuhan yang tidak dapat diubah dapat diwujudkan dengan mengulang-ulang Nama-Nya, maka seekor burung kecil bernama pudana akan mengulangi “Tuhi, Tuhi” (Engkaulah segalanya) sepanjang waktu.
Jika Tuhan dapat diwujudkan dengan terbang di angkasa, maka phonix selalu terbang di angkasa.
Jika keselamatan diperoleh dengan membakar diri dalam api, maka wanita yang membakar dirinya di atas tumpukan kayu pemakaman suaminya (Sati) harus mendapatkan keselamatan dan jika seseorang mencapai pembebasan dengan tinggal di dalam gua, lalu mengapa ular berada di alam baka?
Seseorang menjadi Bairagi (petapa), seseorang menjadi Sannyasi (pengemis). Seseorang adalah seorang Yogi, seseorang adalah seorang Brahmchari (siswa yang menjalankan selibat) dan seseorang dianggap selibat.
Ada yang beragama Hindu, ada yang Islam, ada pula yang Syiah, ada pula yang Sunni, namun semua umat manusia, sebagai satu spesies, diakui sebagai satu dan sama.
Karta (Yang Maha Pencipta) dan Karim (Yang Maha Penyayang) adalah Tuhan yang sama, Razak (Yang Maha Pemelihara) dan Rahim (Yang Maha Pengasih) adalah Tuhan yang sama, tidak ada yang kedua, maka dari itu anggaplah ciri pembeda verbal Hindusim dan Islam ini sebagai kekeliruan dan sebuah ilusi.
Demikianlah sembahlah TUHAN YANG ESA, yang merupakan Pencerah bersama bagi semua yang telah diciptakan menurut Gambar-Nya dan di antara semua memahami SATU CAHAYA yang sama. 15.85.
Pura dan mesjidnya sama, tidak ada perbedaan antara ibadah hindu dan sholat muslim semua umat manusia sama, namun ilusinya bermacam-macam.
Para dewa, setan, Yaksha, Gandharwa, Turki dan Hindu� semua ini disebabkan oleh perbedaan pakaian di berbagai negara.
Mata sama, telinga sama, badan sama, kebiasaan sama, semua ciptaan adalah campuran tanah, udara, api, dan air.
Allah umat Islam dan Abhekh (Tak Ada Guise) bagi umat Hindu adalah sama, Purana umat Hindu dan Al-Quran umat Islam menggambarkan realitas yang sama, kesemuanya diciptakan menurut gambar Tuhan yang sama dan mempunyai bentukan yang sama. 16.86.
Sama seperti jutaan percikan api yang tercipta dari api meskipun keduanya merupakan entitas yang berbeda, mereka menyatu dalam api yang sama.
Seperti halnya gelombang yang tercipta di permukaan sungai-sungai besar, maka semua gelombang itu disebut air.