Kedua pasukan saling berhadapan seiring dengan bunyi terompet besar yang bergema.
Prajurit tentara yang sangat egois bergemuruh.
Dia bergerak menuju arena perang dengan ribuan prajurit perkasa.
Mahishasura mengeluarkan pedang besar bermata dua dari sarungnya.
Para pejuang memasuki lapangan dengan antusias dan terjadilah pertarungan yang dahsyat.
Tampaknya darah mengalir seperti air (Sungai Gangga) dari rambut Siwa yang kusut.18.
PAURI
Ketika terompet yang diselimuti kulit kerbau jantan kendaraan Yama dibunyikan, para bala tentara saling menyerang.
Durga menarik pedangnya dari sarungnya.
Dia memukul iblis itu dengan Chandi, pemakan iblis (yaitu pedang).
Itu menghancurkan tengkorak dan wajah menjadi beberapa bagian dan menembus kerangka.
Dan selanjutnya menembus pelana dan tali kuda, dan menghantam bumi yang ditopang oleh Banteng (Dhaul).
Ia bergerak lebih jauh dan menyerang tanduk Banteng.
Kemudian ia menyerang Kura-kura yang mendukung Banteng dan membunuh musuhnya.
Setan-setan tergeletak mati di medan perang seperti potongan kayu yang digergaji oleh tukang kayu.
Tekanan darah dan sumsum telah digerakkan di medan perang.
Kisah pedang akan diceritakan di keempat zaman.
Pada iblis Mahisha, periode penderitaan terjadi di medan perang.19.
Dengan cara ini iblis Mahishasura terbunuh pada kedatangan Durga.
Ratu membuat singa menari di empat belas alam.